Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk yang diberkahi akal. Akal ini dipergunakan manusia untuk berpikir agar manusia bisa terus berkembang dan terus maju. Akan tetapi dalam proses berpikir, dan dalam mengungkapkan pemikirannya manusia membutuhkan sebuah sarana berpikir. Maka tercipta bahasa sebagai sebuah sarana untuk manusia menyalurkan pemikiran-pemikiranya.
Sarana berpikir ilmiah adalah ilmu yang merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah, seperti menggunakan pola berfikir induktif (metode pemikiran yg bertolak dari hal/peristiwa khusus untuk menentukan hal yg umum) dan deduktif (metode pemikiran yg bertolak dari hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hal yg umum) dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam proses berpikir ilmiah tersebut, diperlukan alat komunikasi verbal sebagai alat berfikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran pada orang lain, baik pikiran yang berlandaskan logika induktif maupun deduktif . Alat yang dimaksud adalah bahasa. Tanpa mempunyai kemampuan berbahasa, seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berfikir secara sistematis dan teratur dalam menggapai ilmu dan pengetahuan.
· Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud bahasa?
2. Apa fungsi bahasa?
3. Apa peran bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah?
4. Adakah kekekurangan bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah?
· Tujuan Penelitian
1. Pengertian bahasa
2. Fungsi bahasa
3. Peran bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah
4. Kekurangan bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Sedangkan dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia), diterakan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan bunyi, lambang, sistematika, komunikasi, dan alat.dan menurut Ernest Cassirer, (Jujun dan Amsal Bachtiar), bahwa keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuannya berfikir melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa. Oleh karena itu, Ernest menyebut manusia sebagai Animal Symbolycum,yaitu makhluk yang mempergunakan simbol. Secara generik istilah ini mempunyai cakupan yang lebih luas dari istilah homo sapiens, sebab dalam kegiatan berfikir manusia mempergunakan symbol. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya bahasa adalah suatu sistem dari simbul atau lambang bunyi arbitrer (bermakna) yang dihasilkan oleh alat ucap atau ujaran manusia dan dipakai oleh masyarakat dan atau oleh para anggota suatu kelompok social untuk melakukan komunikasi yaitu menyampaikan pikiran, perasaan dan emosi kepada orang lain atau alat berkomunikasi satu sama lain, melakukan kerja sama dan untuk identifikasi diri.
2. Fungsi Bahasa
Menurut kneller dalam Suriasumantri (1990:175), bahasa dalam kehidupan mannusia mempunyai fungsi simbolik, emotif, dan afektif. Fungsi simbolik dari bahasa menonjol dalam komunikasi ilmiah sedangkan fungsi emotif menonjol dalam komunikatif estetik. Komunikasi Ilmiah adalah suatu cara berkomunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan. Dan Komunikasi Estetik adalah suatu cara berkomunikasi yang mengutarakan nilai-nilai estetik dalam kehidupan, bisa berupa kebahagiaan dan kesedihan.
Berdasarkan pendapat Kneller tersebut dapat disimpulkan bahwasanya fungsi bahasa adalah sebagai sarana untuk menyampaikan informasi baik berupa informasi ilmiah ataupun informasi yang bersifat estetis.
3. Peran Bahasa Sebagai Berpikir Ilmiah
Dalam komunikasi ilmiah, tentu yang dipakai adalah bahasa ilmiah, lisan maupun tulisan. Bahasa ilmiah berbeda dengan bahasa sastra, bahasa agama, bahasa percakapan sehari-hari, dan ragam bahasa lainnya. Bahasa sastra sarat dengan keindahan atau estetika. Sementara itu, bahasa agama, dari perspektif theo-oriented, merupakan bahasa kitab suci yang preskriptif dan deskriptif, sedangkan dari perspektif anthropo-oriented, bisa mengarah pada narasi filsafat atau ilmiah.
Sebagai sarana berpikir ilmiah, bahasa yang digunakan sebagai sarana berpikir ilmiah memiliki ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif atau intersubjektif, dan antiseptik.
Informatif berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalahpahaman.
Maksud ciri reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
Manusia dapat berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa. Tanpa bahasa maka manusia tidak akan dapat berpikir secara rumit dan abstrak. Tanpa mempunyai kemampuan berbahasa maka kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan. Lebih lanjut lagi, tanpa kemampuan berbahasa maka manusia tak mungkin mengembangkan kebudayaannya, sebab tanpa mempunyai bahasa maka hilang pulalah kemampuan untuk meneruskan nilai-nilali budaya dari generasi yang satu ke generasi yang selanjutnya.
Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.Slamet Iman Santoso mengimbuhkan bahwa bahasa ilmiah itu bersifat deskriptif (descriptive language). Artinya, bahasa ilmiah menjelaskan fakta dan pemikiran; dan pernyataan-pernyataan dalam bahasa ilmiah bisa diuji benar-salahnya. Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen menambahkan ciri intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para pemakainya.
Tanpa bahasa manusia tak berbeda dengan anjing atau monyet (Aldous Huxley dalam suriasumantri, 1990: 171).
Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak dimana obyek-obyek yang faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak. Adanya simbol bahasa yang bersifat abstrak ini memungkinkan manusia untuk memikirkan sesuatu secara berlanjut. Bahasa mengkomunikasikan tiga hal, yakni: buah pikiran, perasaan, dan sikap.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas sekali bahasa merupakan alat komunikasi verbal dalam proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain. Dengan kata lain, kegiatan berpikir ilmiah sangat berkaitan erat dengan bahasa.
4. Kekurangan Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
Sebagai sarana komunikasi ilmiah, bahasa mempunyai beberapa kekurangan antara lain:
a. Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
b.Kata-kata mengandung makna atau arti yang tidak seluruhnya jelas dan eksak. Misalnya, kata “cinta” dipakai dalam lingkup yang luas dalam hubungan antara ibu-anak, ayah-anak, suami-istri, kakek-nenek, sepasang kekasih, sesama manusia, masyarakat-negara. Banyaknya makna yang termuat dalam kata “cinta” menyulitkan kita untuk membuat bahasa yang tepat dan menyeluruh. Sebaliknya, beberapa kata yang merujuk pada sebuah makna bahasa bersifat majemuk kerap kali memicu apa yang diistilahkan sebagai kekacauan semantik, yakni dua orang yang berkomunikasi menggunakan sebuah kata dengan makna-makna yang berlainan, atau mereka menggunakan dua kata yang berbeda untuk sebuah makna yang sama.
Berdasarkan beberapa kekurangan bahasa di atas, secara singkat dapat dikatakan bahwa terdapat beberapa kekurangan bahasa antara lain: bahasa mempunyai kecendrungan emosional, terdapat arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata-kata yang membangun bahasa, serta bahasa mempunyai beberapa kata yang memberikan arti yang sama.
BAB III
KESIMPULAN
Bahasa adalah sebuah alat yang diciptakan manusia untuk bisa mencurahkan pemikiran-pemikiran mereka. Tak terbayang jika bahasa tidak ada, entah bagaimana cara manusia untuk mencurahkan pemikiran mereka, entah bagaimana cara manusia bisa saling berinteraksi satu sama lain. Tak terpungkiri memang bahasa adalah suatu sarana untuk manusia bisa berpikir baik secara ilmiah ataupun tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Suriasumantri, Jujun. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.
Pandia, Wisma. 2001. Filsafat Ilmu. STTIP
http://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi/ ( Diakses pada 30 Oktober 2014. 19.30 WIB)
http://dinaoctaria.wordpress.com/2012/10/15/sarana-berpikir-ilmiah/ (Diakses pada 30 Oktober 2014 21.00 WIB)
No comments:
Post a Comment