Epistemologi: Proses Terjadinya Ilmu Pengetahuan
(1211503053)
Bahasa dan Sastra Inggris, UIN SGD Bandung
Abstrak
Istilah Epistemologi dipakai pertama kali oleh J.F. Feriere yang maksudnya untuk membedakan antara dua cabang filsafat, yaitu Epistemologi dan Ontologi (metafisika umum). Di dalam Epistemologi, proses terbentuknya ilmu pengetahuan akan sangat jelas dipaparkan karena epistemologi menyangkut pada pengalaman yang didapat melalui panca indera. Panca indera adalah sumber pertama ketika kita memperoleh pengetahuan dan yang kedua adalah pengalaman. Karena kita pernah mengalami suatu hal, maka kita tahu bagaimana cara menghadapi persoalan tersebut. Dari kedua sumber pengetahuan tersebut, kita akan tahu apa saja yang kita dapat melalui panca indera dan pengalaman karena kita merasakan dan kita mengalaminya langsung.
Keywords
Epistemologi, pancaindera, pengalaman, ilmu, dan pengetahuan.
I. Pendahuluan
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, episteme dan logos. Episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran dan logos diartikan pikiran, kata, atau teori. Epistemologi secara etimologi berarti teori pengetahuan yang benar dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa Inggrisnya Theory of Knowledge. Secara sederhana, epistemologi adalah teori kebenaran dimana sumbernya berasal dari apa yang sudah kita ketahui.
a. Logika Material
Logika material berarti menyangkut kepada isi dari pemikiran itu sendiri. Logika material dihadapkan pada persoalan menentukan kebenaran dari suatu pemikiran ditinjau dari segi isinya. Ketika terdapat suatu pemikiran yang membutuhkan standar kebenaran yang jelas, maka perlu diketahui bahwa logika material lebih menekankan kepada isi dari pemikiran itu. isi dari pemikiran tersebut dianggap lebih penting dalam penentuan kebenaran.
b. Kriteriologia
Istilah kriteriologia berasal dari kata kriterium yang berarti ukuran. Dalam hal ini ukuran yang dimaksud adalah mengenai tentang kebenaran dari suatu pemikiran. Jika suatu pemikiran dianggap benar, berarti ukuran kebenarannya akan pasti. Dapat dipastikan bahwa kriteriologia berarti cabang filsafat mengenai ukuran kebenaran di dalam suatu pemikiran.
c. Kritika Pengetahuan
Kritika pengetahuan ini bisa dikatakan sebagai usaha manusia untuk menetapkan kebenaran. Dalam hal ini kebenaran dilihat benar apabila sudah ditinjau atau dikritik sebelumnya secara mendalam untuk memastikan apakah pemikiran tersebut benar dan sesuai atau tidak.
d. Gnoseologia
Istilah gnoseologia berasal dari kata gnosis dan logos. Gnosis berarti pengetahuan yang bersifat keilahian dan logos berarti ilmu pengetahuan. Gnoseologia ialah filsafat yang memperoleh pengetahuan berdasarkan keilahian.
e. Filsafat Pengetahuan
Filsafat ini lebih menekankan kepada persoalan hakikat pengetahuan. Filsafat pengetahuan ini hendak memperoleh pengetahuan secara khusus tentang hakikat pengetahuan. Epistemologi ialah pengetahuan dari apa yang kita ketahui, bukan yang orang lain ketahui yang menjadi pengetahuan kita. Secara sederhana, Epistemologi lebih mengkhususkan pada pendalaman pengetahuan di dalam diri kita. Apa yang kita ketahui berarti itulah pengetahuan kita, namun epistemologi lebih memperdalamnya agar menjadi pengetahuan yang utuh dimana proses terjadinya pengetahuan yang kita ketahui lebih jelas.
II. Terjadinya Pengetahuan
Persoalan terjadinya pengetahuan menjadi penting untuk kajian epistemologi karena epistemologi membahas bagaimana proses terjadinya pengetahuan bisa sampai kepada kita. Persoalan semacam ini akan terus muncul sebagai bagian dari diri kita yang sedang berfilsafat. Masalah terjadinya pengetahuan bisa dijawab dengan apriori dan aposteriori. Apriori adalah pengetahuan yang didapat tanpa adanya pengalaman yang menyertainya, baik pengalaman melalui pancaindera maupun batin. Sedangkan, aposteriori adalah pengetahuan yang didapat melalui pengalaman, baik secara pancaindera maupun batin.
a. Pengalaman Indera
Salah satu yang paling penting dalam perolehan ilmu pengetahuan yaitu didapat melalui pancaindera yang kita miliki. Pada dasarnya manusia hidup dan berkembang melalu indera yang dimiliki. Panca indera ini sebagai alat manusia untuk bertahan hidup dan berkembang melalu apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Pengalaman melalui pancaindera berarti pengetahuan mengenai kenyataan yang ada di depan mata. Hal ini terjadi karena pengetahuan yang diperoleh berdasarkan realitas.
b. Nalar (Reason)
Salah satu yang menjadi penting dalam proses terjadinya pengetahuan selain daripada pengalaman indera yaitu melalui nalar. Nalar ini bisa dikatakan sebagai penggabungan dari dua pemikiran atau lebih untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.
c. Otoritas (Authority)
Di dalam suatu kelompok, pengetahuan dapat didapat melalui orang yang dianggap lebih tahu mengenai sesuatu. Seseorang ini bisa dianggap sebagai sumber pengetahuan bagi kelompoknya untuk menjadi lebih tahu. Hal ini dikarenakan adanya pengetahuan yang lebih dari orang tersebut untuk menyebarkannya pada orang lain. Dapat disimpulkan bahwa sumber pengetahuan melalui otoritas dapat memberikan dampak yang nyata bagi kelompoknya karena mereka yakin bahwa pengetahuan tersebut berasal dari orang yang lebih tahu dan memiliki pengetahuan yang lebih dari mereka.
d. Intuisi (Intuition)
Kemampuan memperoleh pengetahuan ini salah satunya melalui intuisi yang berarti kemampuan dalam diri manusia tanpa adanya stimulus tapi mampu melahirkan pengetahuan. Intuisi ini lahir dalam diri manusia namun tidak bisa dibuktikan secara langsung karena tidak adanya pengetahuan sebelumnya. Maka dari itu intuisi merupakan salah satu sumber pengetahuan yang mampu melahirkan pengetahuan yang berupa pernyataan.
e. Wahyu (Revelation)
Pengetahuan yang berasal dari wahyu harus kita benarkan karena hal ini menyangkut pengetahuan yang berasal dari Tuhan, sang pencipta alam semesta. Tidak bisa diragukan lagi kalau pengetahuan yang didapat melalui wahyu benar adanya dan terjadi. Wahyu merupakan sumber pengetahuan yang didapat melalui kepercayaan.
f. Keyakinan (Faith)
Keyakinan ini diperoleh dari adanya kepercayaan yang kita miliki. Kemampuan ini ada pada diri manusia. Sumber pengetahuan keyakinan dan wahyu memiliki persamaan yang hampir tidak bisa dibedakan dengan jelas karena sama-sama diperoleh melalui kepercayaan. Tapi yang patut kita pelajari bahwa keyakinan ini merupakan buah hasil dari kepercayaan yang matang. Keyakinan berarti lebih kuat daripada hanya sekedar percaya. Dilihat dari segi sifatnya, perbedaan antara kepercayaan dan keyakinan bisa dibedakan dengan jelas. Kepercayaan bersifat dinamis. Hal ini terjadi sesuai dengan keadaan seseorang. Sedangkan keyakinan bersifat statis yang tidak dapat diubah oleh apapun seperti halnya agama. Seperti halnya seseorang memilih agama, kemudian ia mengikuti peraturan sesuai dengan agama tersebut sampai akhir hayatnya.
III. Teori Kebenaran
Dalam perkembangannya pemikiran filsafat sudah dimulai sejak Plato sampai Aristoteles. Untuk mengetahui apakah pengetahuan kita bisa dianggap benar atau tidak, maka digunakannya teori kebenaran untuk menentukannya. Hal ini menjadi stardar dalam hal benar atau salah.
IV. Jenis-jenis Pengetahuan
Jenis pengetahuan dapat dilihat menurut pendapat Plato. Plato membagi pengetahuan menurut tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya.
a. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
Pengetahuan ini diperoleh berdasarkan ada objek yang berupa gambaran atau bayangan mengenai apa yang kita sukai. Sama halnya dengan bermimpi, pengetahuan ini diperoleh dari alam bawah sadar kita mengenai kesenangan lalu kita memimpikannya sehingga terlihat seperti kenyataan yang sebenarnya.
b. Pengetahuan Pistis (Substansial)
Pengetahuan ini diperoleh dari pengamatan secara langsung melalui panca indera. Hal ini dimaksudkan agar pengetahuan yang didapat berdasarkan standar kebenaran yang jelas dalam kehidupan nyata. Pengetahuan ini dalam mengandung nilai kebenaran apabila panca indera yang menjadi alat memperoleh pengetahuan dapat bekerja dengan baik tanpa cacat.
c. Pengetahuan Dianoya (Matematik)
Pengetahuan ini diperoleh bukan hanya terletak pada fakta ataupun objek, tetapi juga cara berpikirnya. Pengetahuan ini lebih menekankan pada masalah-masalah matematik yang juga berhubungan dengan gambar, fakta, cara pengerjaannya, dan pembuatan hipotesa yang sudah diolah oleh akal pikir sebagai sentuhan akhir.
d. Pengetahuan Neosis (Filsafat)
Prinsip utama dari pengetahuan ini adalah ide. Tujuan utama dari pengetahuan ini adalah memperoleh kebaikan, kebenaran, dan keadilan. Dalam hal ini, pengetahuan neosis menjadi pengetahuan tingkat tertinggi dari pengetahuan lain.
V. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari pengetahuan yang telah diperoleh manusia terhadap sesuatu sebagai jembatan untuk memahami suatu objek yang diamati. Dalam hal ini epistemologi merupakan cabang filsafat yang tepat untuk mengetahui bagaimana pengetahuan itu bisa diperoleh dan cara kerjanya seperti apa.
VI. Objek Kajian Epistemologi Berdasarkan Analisis Puisi
Berdasarkan jenisnya, epistemologi didapat dari pengalaman yang dilakukan atau pengamatan secara langsung. Seperti yang kita ketahui, di dalam sastra dikenal dengan puisi sebagai salah satu jenis dari genre di dalam sastra. Saya akan mengaitkan epistemologi dengan sastra. Karena yang saya tahu dari pembuatan puisi adalah mengamati terlebih dahulu lingkungan di sekitar lalu menuangkannya ke dalam katakata indah. Atau bisa saja berdasarkan pengalaman sang penyair atas apa yang pernah dialaminya.
Berikut adalah puisi karya Chairil Anwar yang berjudul Derai Derai Cemara.
Cemara berderai sampai jauh
Terasa hari akan menjadi malam
Ada beberapa dahan ditingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
Berdasarkan puisi diatas, Chairil Anwar menggunakan kata “terasa hari akan menjadi malam”. Hal ini adalah bentuk pengungkapan bahwasanya indera perasa mulai mendominasi dirinya. Dalam hal ini epistemologi sebagai suatu filsafat yang menggunakan panca indera sebagai salah satu sumber pengetahuan terdapat dalam puisi ini.
Kata “Tapi dulu memang ada suatu bahan / Yang bukan dasar perhitungan kini” dimaksudkan bahwa adanya suatu pemikiran tertentu yang melandasi suatu pengalaman, yaitu masa kecil. Dalam hal ini Chairil Anwar menggunakan pemikirannya yang logis bahwasanya ia sudah dewasa dan dituntut untuk mengubah pola pikirnya yang tadinya anak kecil menjadi orang dewasa dan mapan.
Kata “Ada yang tetap tidak diucapkan” dimaksudkan bahwa lagi-lagi Chairil Anwar menggunakan panca inderanya untuk merasakan sesuatu dan mengucapkan sesuatu. Dalam mendapatkan suatu pengetahuan, manusia dituntut untuk menggunakan seluruh panca indera yang dimilikinya agar mendapatkan hal yang baru dari apa yang sudah ia pelajari selama ini.
Keseluruhan puisi ini membahas tentang pola kehidupan manusia dari kanak-kanak sampai dewasa. Dalam hal ini manusia dituntut untuk berpikir secara dewasa dan tidak lagi bersifat kekanakkan seperti sebelumnya karena fase anak-anak sudah terlewati dan tidak bisa kembali ke masa lalu. Chairil Anwar mengingatkan lewat puisinya bahwa manfaatkan waktu hidupmu sebaik mungkin sebelum pada akhirnya menyesal.
VII. Kesimpulan
Istilah epistemologo dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah theory of knowledge. Epistemologi berasal dari asal kata episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan, dan logos berarti teori. Dalam rumusan lain disebutkan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari cara memperoleh pengetahuan. Epistemologi didapat melalui pengalaman dan pengamatan melalui panca indera.
Daftar Pustaka
Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
No comments:
Post a Comment